Ramadhan Kemarin… (Ada) Senyum Dari Timur…

Buat beberapa orang yang mengikuti perkembangan musik indie Indonesia, pasti langsung ngeh dan tau dengan judul blog yang saya buat ini, dan mungkin tau akan mengarah kemana akhirnya. Tapi, sayangnya, saya tidak akan menceritakan secara gamblang dan terang-terangan maksud dan isi dari posting-an saya yang satu ini. Jadi, nikmati saja alurnya! 😉

Ramadhan 1432 Hijriah

Bulan suci tahun ini mungkin akan menjadi bulan suci Ramadhan yang paling emosional yang pernah saya lewati. Dan yang paling excited juga, mungkin. Menjelang malam pertama, ada rasa menggebu-gebu karna masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini. Di luar dari itu, ini ajang untuk membuat saya jadi manusia beriman yang lebih baik lagi dari segi psikis dan mental. Dari yang sudah-sudah, saya menyiapkan bulan suci ini untuk lebih membekali diri dengan kesabaran berlapis mengingat (sepertinya) cobaan di depan akan lebih berat dari sebelumnya. Cobaan yang saya pikirkan saat itu sih pada awalnya hanya karna saya dipercaya menjadi ketua panitia acara ulang tahun jurusan. Awalnya cuma itu aja sih, tapi sepertinya bukan hanya itu saja, intuisi mulai bekerja. Skip dulu, ntar juga tau masalah apalagi selanjutnya, dan kejadian loh.

Malam pertama bulan Ramadhan, malam tarawih berjalan seiring berjalannya hari demi hari dan saya jalani dengan penuh kesungguhan. Bersama dengan seluruh keluarga yang ada, kecuali Mas Bayu yang masih menjalankan tugas mulianya menjadi seorang guru yang jauh dari keluarga dan jauh dari kecukupan, di Halmahera Selatan. Rasa rindu untuk bersama-sama menjalankan bulan Ramadhan pun sering kali menyeruak.

Jauh dari tujuan untuk riya’, hari-hari dan malam-malam bulan suci tahun ini dijalani tanpa rasa beban dan jujur untuk menjalankan setiap sunnah-sunnah dan kewajiban yang telah diturunkan oleh-Nya. Saya benar-benar merasakan ada feel yang berbeda di bulan suci kali ini, kali ini intuisi tidak bekerja, saya tidak tau kenapa dan apa, terutama malam-malam untuk menjalani shalat tarawih berjamaah di musholla kecil milik perumahan tempat saya tinggal. Dan-saya-masih-tidak-tau-apa yang menyebabkan saya benar-benar menghayatinya setiap malam tarawih, setiap terik panas matahari di siang hari yang membuat sebagian emosi orang mudah terpancing, saya salah satunya. Saya jalani saja dengan terus-terus bersyukur mudah-mudahan ada kemudahan dan hidayah dibalik ini semua untuk saya. Saya menikmati setiap menit, setiap hari bertemu dengan teman lama, bertemu teman-teman seperjuangan mengejar PTN dulu, teman-teman futsal, teman-teman kuliah yang kebetulan juga berdomisili di Bekasi. Saya juga menikmati setiap saya duduk bersama keluarga di meja makan rumah untuk menikmati menu hidangan berbuka yang sesekali ditemani calon kakak ipar (hehehe :D), shalat maghrib berjamaah, bercengkrama bersama, sharing apapun yang bisa kita share, ngusilin Ibu, ah too many memorable moments di bulan suci Ramadhan kemarin. Saya bersyukur dan berterima kasih atas rahmat dan perlindungan-Nya kepada keluarga saya sampai detik ini, terutama bagi saya masih diberikan kesempatan untuk berkumpul bersama mereka satu bulan penuh puasa kemarin, walaupun tanpa ada Mas Bayu saat itu. Ah, gue kangen lo, ngehek! :’)

Malam itu…

Salah satu tujuan yang membuat saya semangat untuk shalat tarawih berjamaah di musholla adalah ingin bertemu eyang kakung. Buat yang mungkin belum tau, beliau sudah berada tempat terbaik disisi-Nya sejak setahun lalu, tepat pada bulan puasa tahun lalu. Dan yang membuat saya semangat ini memang bukan siapa-siapa saya, bukan eyang kakung kandung, tapi cukup untuk mengobati sedikit kerinduan saya terhadap beliau, eyang kakung saya yang saya yakin sudah berada ditempat terbaik disisi-Nya. Aamiiinn :’)

Malam shalat tarawih hari itu berbeda dengan hari sebelumnya, eyang tidak hadir ke musholla hari itu, entah apa alasannya. Ada sesuatu yang tidak saya rasakan di malam-malam sebelumnya, belum pernah! Saya penasaran, tapi tetap tidak tau apa. “Ah, nevermind!” saya pikir. Tidak lama setelah hari itu, para pengurus musholla dan Ibu-Ibu perumahan mengadakan buka puasa bersama satu komplek. Hari itu, saya dan Bapak terlambat datang ke acara buka puasa bersama hari itu karna kami berdua memutuskan untuk berbuka di rumah dulu, lalu dilanjutkan shalat maghrib di musholla. Sedangkan Ibu sudah ada ditempat dari jam 4 sore mengurus kelengkapan dan lain-lain, Mas Itang saat itu lagi ada jaga di rumah sakit. Sesaat setelah shalat maghrib berjamaah di musholla, saatnya makan-makaaaann! Ah, tapi setelah melihat sekeliling shaff laki-laki, saya baru menyadari, ternyata tidak ada yang seumuran saya! Yang ada golongan bapak-bapak keatas dan anak-anak setingkat SMA kelas 3 paling tinggi. Itu pun tidak begitu kenal. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengobrol. Nanya basa-basi soal sekolah bla bla bla, ternyata mentok. Nanya tujuan kuliah bla bla bla, mentok juga. Alhasil, saya beranikan diri untuk nanya kakak perempuannya, yang menurut saya sih cantik banget dan kerudungan pula, dan di akhir harus menerima kenyataan kalau kakaknya itu ternyata 4 tahun diatas saya dan sudah mau nikah. GLEK! Hahahaha saya hanya bisa ketawa dan bilang cuma becanda ke dia pertanyaan saya tadi. Akhirnya dia pun berlalu mengambil makanan dan meninggalkan saya sendirian, dan saya pun meninggalkan hape di rumah. WTF! Yak, I can’t do anything, nothing! Melihat ke kiri sekumpulan bapak-bapak mengobrol, ke kanan Ibu-Ibu ngerumpi, lainnya anak-anak berlarian kesana kemari.

And then……………………… Kembali ke judul. Sudah bisa menebak? Belum bisa? Ah, ya sudah. Skip!

Allah sungguh Maha Mengetahui apa-apa yang ada di langit dan di bumi. Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik dan telah menentukan jalan yang terbaik untuk setiap umatnya. Terkadang kita sering kali berharap akan sesuatu, tapi tak kunjung datang. Terkadang kita sering kali meminta sesuatu, ditunda pemberiannya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati (11:5). Allah lah yang paling mengetahui apa yang dibutuhkan umatnya, Allah hanya menunda kedatangan harapan dan permintaan kita, Allah tidak pernah untuk tidak memberikannya. Andai pun tidak sesuai dengan permintaan dan harapan, percayalah itu adalah anugerah terbaik yang sudah Allah limpahkan kepada kita, syukurilah dengan sebaik-baiknya. Sesekali kita diperlihatkan bagaimana cara bersyukur atas-atas rahmat-rahmat Allah yang tidak pernah putus dengan cara mengambil sesuatu yang kita cintai, sukai, sayangi, miliki, punyai dan kembali pada-Nya.

Saya menilai bahwa itu semua sesungguhnya membuat kita belajar mengenali diri lebih baik dan bersyukur akan segala kebesaran dari Sang Khaliq. Lebih mengenali diri apa yang sesungguhnya kita butuhkan bukan dari sekedar penglihatan dan keinginan atau mungkin atas dasar gengsi semata. Dan itu semua tidak hanya tertuju atas nama materiil, tapi juga menyangkut hal-hal lain semisal kehilangan atau ditinggalkan seseorang bahwa itu semata-mata bukan akhir segalanya. Melainkan seharusnya kita bisa melihat ke diri kita sendiri apa yang kita cari dan sudah yakin, sudah benar-benar yakin kah apa yang kita keputusan kita?

Sesungguhnya Allah tidak akan pernah memberikan cobaan dan masalah di luar kemampuan umatnya. Dan saya percaya segala masalah dan cobaan yang terkadang datang tiada henti dan sangat menyakitkan itulah yang menyebabkan saya bisa sampai disini, detik ini untuk menjadi pribadi yang lebih mudah bersyukur dan lebih kuat dari sebelumnya. Masalah sesungguhnya bersifat menguatkan bukan menjatuhkan. Saya bersyukur dan berterima kasih atas apa pun yang Engkau berikan sampai detik ini, setiap masalah yang kau hadapkan kepadaku sesungguhnya membuat saya lebih belajar dan mengetahui kapasitas diri.

Terima kasih untuk Anda yang mungkin tanpa disadari telah membuat saya menjadi seseorang yang lebih baik dan bertanggung jawab dari sebelumnya hingga detik ini. Walaupun ini semua mungkin terasa begitu singkat, tapi ini sangat priceless untuk saya.

Muchas Gracias! 🙂

2 thoughts on “Ramadhan Kemarin… (Ada) Senyum Dari Timur…

Leave a comment